Betul! Dengan remote working dan persepsi bahwa makin padat makin rawan, beberapa pekerja di pusat kota tentu tidak lagi punya alasan untuk tinggal di pusat kota. Tapi apakah kemudian gagasan kota kompak menjadi usang dan tidak ideal lagi? Perlu ada studi lebih lanjut sih untuk menjawab ini. Pandanganku sementara, masih relevan.
Sebenarnya peri-urbanisasi (yang menyebabkan sprawling) itu ya sudah terjadi sekarang ini. Salah satu penyebabnya: kredit perumahan murah yang disalurkan melalui pengembang (beberapa pengembang kecil, atau ada juga yang besar) dengan patokan harga unit yang sudah dibatasi, tentu butuh lahan murah, dan makin jauh dari pusat kota makin murah, konversi lahan pertanian ke perumahan mungkin lebih murah lagi.
Kluster hunian, tergantung. Kalau dibangun di greenfield area bisa jadi ya kontradiktif dengan konsep kota kompak dan berkontribusi pada sprawling di peri-urban. Tapi kalo dibangun secara urban-infill ya sebenarnya sejalan dengan konsep kota kompak. Tapi kalo yang dimaksud dengan kluster hunian interdependence sesuai dengan definisi McLaughlin, kayanya sih greenfield ya. Dia bagus karena ada “pemadatan”/pengklasteran, yang membuat pelayanan lebih efektif. Tapi tetep ada drawback juga, biasanya kan gated community ya kalo cluster gitu? Isu yang muncul soal inklusivitas dan kerentanan terhadap konflik sosial horisontal antara pemukim di cluster dan pemukim di permukiman tradisional sekitarnya.
Hehe semoga menjawab ya, masih sama-sama belajar soalnya hehe.